LONDON, iNewsBojonegoroid - Tagihan energi Inggris akan melonjak 80 persen menjadi rata-rata 3.549 poundsterling atau Rp61,75 juta per tahun mulai Oktober 2022. Regulator Kantor Gas dan Listrik (Office of Gas and Electricity Markets/Ofgem) Inggris menyebut, ini menjadi krisis yang mendesak untuk ditangani pemerintah.
CEO Ofgem Jonathan Brearley mengatakan, kenaikan tagihan listrik itu akan memiliki dampak besar pada rumah tangga di seluruh Inggris, dan peningkatan lain kemungkinan terjadi pada Januari, yang mencerminkan tekanan harga yang signifikan di pasar energi. Menurutnya, Perdana Menteri Inggris berikutnya perlu mengambil tindakan segera setelah menjabat bulan depan.
"Jelas Perdana Menteri baru perlu bertindak lebih jauh untuk mengatasi dampak kenaikan harga yang akan datang pada Oktober dan tahun depan. Responsnya harus sesuai dengan skala krisis yang kita miliki di hadapan kita," kata Brearley, dikutip dari CNN Business, Sabtu (27/8/2022).
Kenaikan harga energi memukul negara-negara di seluruh dunia. Sementara pemerintah Eropa telah berusaha untuk menghemat gas, meningkatkan penyimpanan dan memangkas tagihan, pemerintah Inggris telah dilumpuhkan oleh persaingan untuk menggantikan Boris Johnson sebagai perdana menteri pada 5 September 2022.
Editor : Prayudianto