get app
inews
Aa Text
Read Next : Memaksa Temanya Untuk Berenang di Sungai, Pelajar di Bojonegoro Ini Justru Tewas Tenggelam

Riset Daun Kemangi Jadi Detektor Mikroplastik, Dosen Bojonegoro Ini Raih Penghargaan Internasional

Kamis, 31 Juli 2025 | 11:45 WIB
header img
Kaprodi Kimia Unigoro, M. Bakhru Thohir, S.Si., M.Sc., menerima penghargaan dalam The 15th Internasional Conference of Green Technology 2025. (Foto: Unigoro)

BOJONEGORO, iNewsBojonegoro.id - Ketua Program Studi (Kaprodi) Kimia Universitas Bojonegoro (Unigoro), M. Bakhru Thohir, S.Si., M.Sc., meraih penghargaan sebagai Best Presenter dalam ajang bergengsi The 15th International Conference of Green Technology 2025 yang berlangsung di Kampus 2 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada 29–30 Juli 2025.

Konferensi ini diikuti oleh akademisi dari berbagai perguruan tinggi di dalam dan luar negeri. Dalam forum tersebut, Bakhru mempresentasikan riset inovatifnya mengenai penggunaan sintesis hijau sebagai metode deteksi mikroplastik secara ramah lingkungan.

Bakhru menyampaikan ketertarikannya untuk menggali teknologi deteksi mikroplastik yang lebih efisien dan berkelanjutan, mengingat bahaya mikroplastik yang kini menjadi polutan baru dengan potensi masuk ke aliran darah manusia serta mengikat materi non-polar seperti lemak.

“Sayangnya selama ini proses deteksi mikroplastik selalu menggunakan instrumen yang rumit, lama, dan boros energi. Salah satu solusi adalah dengan nanopartikel emas. Namun, nanopartikel emas biasanya disintesis menggunakan bahan yang tidak terbarukan. Sehingga solusi yang kami tawarkan adalah sintesis nanopartikel emas dengan ekstrak daun kemangi,” tuturnya, Kamis (31/7/25).

Riset yang dilakukan selama enam bulan ini juga melibatkan mahasiswa Kimia Unigoro dalam proses penelitian, memberi mereka pengalaman langsung menyusun dan menguji fakta ilmiah.

Salah satu hasil signifikan dari penelitian tersebut adalah ukuran nanopartikel yang dihasilkan. Dengan memanfaatkan ekstrak daun kemangi, Bakhru berhasil memperoleh nanopartikel berukuran 3,5 nanometer, jauh lebih kecil dibandingkan riset sejenis yang hanya mencapai ukuran 20 hingga 40 nanometer.

“Ukuran ini menjadi penting. Karena semakin kecil ukuran nano, performanya akan semakin baik. Dan untuk masa depan, proses deteksi mikroplastik menjadi lebih visibel diwujudkan,” jelas akademisi kelahiran Lamongan tersebut.

Sebelumnya, pada tahun 2024, Bakhru juga telah mengembangkan riset sejenis dalam program Penelitian Dosen Pemula (PDP) berjudul Green Synthesis Nanopartikel Emas sebagai Kandidat Detektor Kolorimetri Sensor Mikroplastik. 

Penelitian tersebut didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) melalui skema pendanaan riset dan pengabdian kepada masyarakat.

Editor : Dedi Mahdi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut