Oleh karena itu, istilah roasting kerap viral di media sosial karena seolah mewakilkan fakta tabu yang tidak semua orang berani mengucapkannya. Roasting menjadi sarana penyuaraan yang unik karena dapat mengemas kritik bahkan hinaan dalam bentuk lelucon yang bisa mudah diterima.
Namun ada kalanya roasting tidak dapat diterima dengan baik oleh pihak yang menjadi sasaran. Misalnya saja yang terjadi pada komedian Amerika, Chris Rock, beberapa waktu lalu.
Ia harus menerima tamparan fisik yang keras dari Will Smith karena melakukan lelucon kepada Jada Pinkett di Piala Oscar 2022.
Contoh lain dari dalam negeri adalah komika Ridwan Remin yang sempat dilaporkan pihak Ruben Onsu karena meroasting keluarga sang presenter tersebut.
Nama-nama seperti Kiky Saputri juga identik dengan roasting yang pedas dan membuat panas telinga seseorang yang menjadi. Ia terkenal sering melakukan roasting secara blak-blakan di hadapan para pejabat.
Kendati demikian, roasting harus dilakukan dihadapan seseorang yang menjadi sasaran. Selain itu, melakukan roasting juga harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari pihak yang akan diserang.
Sebab lawakan dengan metode roasting sangat berpotensi membuat satu pihak sakit hati atau dilecehkan. Berawal dari panggung komedi tersebut, istilah roasting kemudian menjadi bahasa gaul sehari-hari. Makna roasting dalam pergaulan tidak jauh berbeda dengan makna di atas panggung.
Intinya, kata roasting merujuk pada aksi melakukan lelucon yang menyasar pada seseorang baik berupa kritik atau ledekan-ledekan.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait