Sementara pertumbuhan ekonomi non migas sepanjang 5 tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Yakni tahun 2018 5.66, tahun 2019 5.29, tahun 2020 menurun -1.09, tahun 2021 naik 3.55 dan puncaknya tahun 2022 6.06.
"Pertumbuhan ekonomi non migas tahun 2022 mengalami peningkatan yakni mencapai 6.04, jumlah ini tertinggi sepanjang lima tahun terakhir di Bojonegoro,"tegasnya.
Untuk nilai investsi di Kabupaten Bojonegoro tahun 2022 sebesar Rp7,2 triliun, lebih besar dari Kabupaten/Kota lainnya.
Bupati wanita pertama di Bojonegoro ini melanjutkan, untuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mana jika dilihat secara provinsi Bojonegoro harus terus mengejar ketertinggalan karena teroterial kewilayahan juga akses infrastruktur yang selama ini memang tertinggal.
"Tapi hari ini, kita cukup puas karena IPM tahun 2022 di angka 70.12, angka yang cukup baik sejak lima tahun terakhir,"lanjutnya.
Lalu, lanjut Buk e, sapaan akrabnya, terkait inflasi. Dimana, inflasi di Bojonegoro terendah dibawah Provinsi Jawa Timur dan Nasional. Untuk Bojonegoro di angka 1.97, Provinsi Jatim 6.52, dan nasional di angka 5.51.
"Artinya apa, bahwa pemerataan pembangunan dan juga penyediaan bahan pangan di Bojonegoro sangat tercukupi,"tegasnya.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait