BOJONEGORO, iNews.id – Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan menghapus kesenjangan sekolah, antara perdesaan dan perkotaan di wilayah Kabupaten Bojonegoro.
Pasangan calon bupati (Cabup) dan calon wakil bupati (Cawabup) Bojonegoro nomor 02, Setyo Wahono - Nurul Azizah akan membangun puluhan sekolah unggulan di beberapa kawasan.
Menurut paslon WaNur ini, kualitas pendidikan di Kabupaten Bojonegoro selama ini masih terjadi ketimpangan antara sekolah di perkotaan dan perdesaan. Sekolah-sekolah di wilayah pedesaan masih minim sarana dan prasarana, bahkan banyak yang rusak.
Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Bojonegoro, Ahmad Supriyanto menjelaskan, jumlah sekolah negeri yang rusak mencapai 1.027 unit, baik SD maupun SMP. Rinciannya, 692 unit SD Negeri dengan total jumlah ruang sebanyak 4.296 unit. Dari jumlah itu sebanyak 816 ruang dalam kondisi rusak ringan, sedang, hingga rusak berat.
Sedangkan untuk jenjang SMP dari 49 unit sekolah dengan jumlah total 996 ruang, ditemukan sebanyak 211 ruang dalam kondisi sama dengan SD. Ada pula SMP Negeri satu atap sebanyak 6 lembaga yang gedungnya ikut SD. Padahal dari total 741 unit SD dan SMP berstatus negeri di bawah Dinas Pendidikan tersebut memiliki 32.681 siswa.
"Banyaknya sekolah negeri rusak hingga tahun anggaran 2024 ini disebabkan minimnya perawatan dan perbaikan sejak lima tahun terakhir," ungkap Supriyanto, rabu (6/11/24).
Menurut politisi muda Partai Golkar ini, Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro mendatang diharapkan dapat mempercepat pembangunan infrastruktur pendidikan dan menghapus ketimpangan sekolah di perdesaan dan perkotaan. Agar masyarakat dapat mendapat pelayanan pendidikan yang lebih maksimal.
"Karena masalah pendidikan ini mengakibatkan laju peningkatan Indeks Pembangunan Manusia atau IPM kita menjadi terhambat," tandas Mas Pri, sapaan akrab Ahmad Supriyanto.
Problema tersebut telah ditangkap paslon bupati dan wakil bupati nomor Bojonegoro 02, Setyo Wahono-Nurul Azizah. Duet profesional muda dan birokrat ini telah menyiapkan solusi melalui program pembangunan pendidikan berkualitas dan berkeadilan untuk menghilangkan ketimpang.
Cabup Setyo Wahono menegaskan akan memprioritaskan aksesbilitas atau keterjangkauan dan peningkatan kualitas pendidikan Bojonegoro melalui pembangunan puluhan sekolah unggulan tingkat SD, SMP hingga SMA yang tersebar di beberapa titik di wilayah kecamatan.
Rinciannya, sekolah unggulan tingkat SMA/sederajat di 5 titik zona/kawasan, sekolah unggulan tingkat SMP/sederajat di 10 titik zona/kawasan, dan sekolah Unggulan tingkat SD/sederajat di 20 titik zona/kawasan
Sekolah-sekolah unggulan tersebut, lanjut Setyo Wahono, akan didukung sarana prasarana, tenaga pengajar, fasilitas laboratoriun, olahraga, dan lain-lain yang berkualitas dan merata di seluruh kawasan. Agar pendidikan Bojonegoro semakin maju dan berkualitas, serta anak didik bisa mengukir prestasi baik tingkat nasional hingga internasional sehingga menjadi kebanggan Bojonegoro.
"Pendidikan ini adalah kunci kemajuan suatu daerah, karena dapat menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing. Sektor pendidikan ini sudah menjadi prioritas dan komitmen kami jika diberi amanah memimpin Bojonegoro," tegas anak guru SDN dari Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo ini.
Untuk mewujudkan pendidikan Bojonegoro berkualitas ini, Cabup dan Cawabup, Setyo Wahono-Nurul Azizah juga telah menyiapkan satuan tugas (Satgas) pembangunan di sektor pendidikan. Satgas ini kedepannya akan membantu mempercepat pembangunan pendidikan baik infrastruktur maupun SDM.
Program pendidikan paslon Cabup dan Cawabup Setyo Wahono-Nurul lainya adalah menggratiskan biaya sekolah, pemberian beasiswa S1, hingga S3, beasiswa bagi pelajar asli Bojonegoro untuk tingkat SLTA, bantuan satu siswa satu laptop (SiswaTop) untuk pelajar tingkat SLTA dari keluarga tidak mampu.
"Kita juga akan memberikan Kartu Guru untuk meningkatkan kesejahteraan guru swasata. Honor atau insentif mereka akan kami tingkatkan dan daftarkan BPJS Ketenagakerjaan," pungkas adik Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) di Kabinet Merah Putih.
Editor : Dedi Mahdi
Artikel Terkait