BOJONEGORO.INEWS.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro terus mendorong pengembangan geopark sebagai upaya menuju pengakuan UNESCO Global Geopark (UGGp). Salah satu langkah strategisnya adalah menggandeng mahasiswa Universitas Bojonegoro (Unigoro) untuk melakukan "transfer knowledge" kepada masyarakat melalui program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN TK) 2025.
Kegiatan tersebut disampaikan oleh Asisten II Pemkab Bojonegoro, Drs. Kusnandaka Tjatur P., M.SI, saat memberikan pembekalan kepada peserta KKN di Hall Suyitno, Jumat (23/5/2025). Ia menekankan pentingnya kontribusi aktif mahasiswa dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai geosite, biosite, dan culture site di wilayah sekitar geopark.
“KKN ini bukan hanya kegiatan seremonial. Mahasiswa harus mampu menjadi agen perubahan, mentransfer ilmu kepada masyarakat untuk mengubah pola pikir dan meningkatkan partisipasi mereka dalam menjaga serta mengembangkan potensi geopark,” tegas Kusnandaka, yang juga menjabat sebagai General Manager Pusat Informasi Geopark (PIG) Bojonegoro.
Tiga Tantangan Pengembangan Geopark
Dalam pemaparannya, Kusnandaka menyebutkan tiga tantangan utama dalam pengembangan geopark:
1. Rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat,
2. Belum optimalnya koordinasi antar pemangku kepentingan, dan
3. Ancaman terhadap kelestarian lingkungan dan warisan budaya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Pemkab Bojonegoro telah menyiapkan sejumlah strategi, antara lain penerapan model kolaborasi pentahelix (pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan media), sosialisasi berkelanjutan, penguatan koordinasi lintas sektor, serta implementasi kebijakan pelestarian yang efektif.
“Peran mahasiswa sangat vital untuk mengidentifikasi potensi desa, menyebarluaskan informasi positif, dan menjadi bagian dari solusi,” tambahnya.
KKN Unigoro 2025 Usung Misi Pemberdayaan
Program KKN Tematik Unigoro 2025 yang akan berlangsung Juli hingga Agustus mendatang diikuti oleh ratusan mahasiswa yang terbagi dalam 28 kelompok. Masing-masing kelompok diwajibkan menghasilkan output berupa pemetaan potensi desa, publikasi artikel ilmiah, serta dokumentasi melalui media sosial dan media massa.
Pembekalan KKN ini dimoderatori oleh Septi Wulandari, S.A.P., M.A.P., dan berlangsung secara interaktif. Mahasiswa memanfaatkan sesi ini untuk berdiskusi dan menggali informasi tentang cara memaksimalkan pengembangan geopark di lokasi penugasan mereka.
Kusnandaka berharap program KKN ini dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. “Geopark bukan hanya untuk konservasi, tetapi juga bisa menjadi alat pengentasan kemiskinan. Mahasiswa harus siap dengan solusi konkret di lapangan,” pungkasnya.
Editor : Dedi Mahdi
Artikel Terkait