Bojonegoro.iNews.id – Untuk mewujudkan akses air bersih yang berkelanjutan, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) bersama Pimpinan Cabang Fatayat Nahdlatul Ulama (PC Fatayat NU) Bojonegoro menggelar pelatihan teknis bagi tim pelaksana program Peningkatan Akses Air Bersih 2025 di Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro.
Pelatihan yang berlangsung pada Kamis (12/6) ini diikuti oleh perwakilan pemerintah desa dan tim pelaksana dari empat desa sasaran, yakni Desa Bareng, Tengger, Jelu, dan Gayam yang tersebar di Kecamatan Ngasem dan Gayam.
Perwakilan EMCL, Slamet Rijadi, menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang dijalankan bersama SKK Migas. “Program ini bertujuan membantu Pemkab Bojonegoro dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui penyediaan akses air bersih yang layak,” jelas Slamet.
Ia menekankan pentingnya pelatihan untuk memastikan pelaksanaan program dapat dilakukan secara mandiri, terencana, dan akuntabel. “Kami ingin warga yang terlibat memahami proses secara teknis dan administratif, sehingga pelaporan bisa dipertanggungjawabkan,” tambahnya.
Sementara itu, Manajer Program Fatayat NU Bojonegoro, Nova Nevila, menyampaikan bahwa pelatihan ini tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga membentuk pola pikir partisipatif dalam pembangunan. “Program ini sejak awal dirancang untuk melibatkan masyarakat secara aktif, dari perencanaan hingga evaluasi,” ujar Nova.
Dalam pelatihan tersebut, peserta dibekali materi teknis seputar manajemen proyek secara swakelola oleh konsultan EMCL dan tim ahli Fatayat NU. Materi administrasi juga diberikan untuk memastikan pengelolaan dana berjalan sesuai prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Nova menegaskan bahwa pendampingan teknis dan administratif akan terus diberikan selama pelaksanaan program. “Kami ingin memastikan seluruh proses berjalan dengan baik dan sesuai harapan,” ucapnya.
Ketua tim pelaksana program dari Desa Bareng, Ali Imron, menyambut baik pelatihan ini. “Materi yang diberikan sangat bermanfaat. Kami merasa lebih siap untuk menjalankan program ini secara profesional dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” ungkapnya optimistis.
Program ini diharapkan menjadi model pengelolaan air bersih berbasis masyarakat yang berkelanjutan, serta memperkuat sinergi antara perusahaan, organisasi sosial, dan pemerintah desa dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Bojonegoro.
Editor : Dedi Mahdi
Artikel Terkait