Bojonegoro.iNews.id – Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, sejak 2022 hingga 2024, jumlah kematian ibu dan bayi di Kabupaten Bojonegoro mencapai 260 kasus. Fakta ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro, Ninik Susmiati, dalam rapat laporan pelaksanaan APBD Dinas Kesehatan tahun 2024 di Komisi C DPRD Bojonegoro pada Rabu, 5 Juni 2025.
Dari total 260 kasus tersebut, angka kematian bayi mendominasi dengan 224 kasus, sementara kematian ibu tercatat sebanyak 36 kasus. Data ini menunjukkan kondisi yang masih fluktuatif selama tiga tahun terakhir.
Rincian Angka Kematian Ibu:
• 2022: 11 kasus
• 2023: 14 kasus
• 2024: 11 kasus
Total: 36 kasus
Rincian Angka Kematian Bayi:
• 2022: 77 kasus
• 2023: 70 kasus
• 2024: 77 kasus
Total: 224 kasus
Ninik menjelaskan bahwa penyebab utama kematian ibu pada tahun 2024 adalah kasus perdarahan saat melahirkan, yang mencapai 63,64% atau 7 dari 11 kasus. "Seluruh kasus kematian ibu tahun lalu terjadi di fasilitas kesehatan tingkat lanjutan (FKTL)," ujarnya.
Sementara itu, kematian bayi paling banyak disebabkan oleh asfiksia berat, yang menyumbang 29,87% atau 23 dari 77 kasus kematian bayi pada tahun 2024.
Dinkes Bojonegoro juga mengidentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya angka kematian ini, antara lain masih kurangnya kemampuan serta komitmen tenaga kesehatan dalam melakukan skrining dan penanganan kegawatdaruratan maternal-neonatal, terutama pada kasus perdarahan dan asfiksia.
Editor : Arika Hutama
Artikel Terkait