Bojonegoro.iNews.id – Sebanyak 2025 penari yang dijadwalkan tampil dalam pembukaan Festival Geopark Bojonegoro 2025 di Kayangan Api, Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, pada Sabtu (28/6/2025), batal tampil sesuai jadwal. Penampilan massal yang rencananya akan memecahkan rekor MURI ini digeser ke momentum Hari Jadi Bojonegoro (HJB) pada Oktober mendatang.
Kabar pergeseran ini menuai keluhan dari sejumlah pelatih tari dan wali murid. Mereka menyesalkan keputusan mendadak yang dinilai merugikan, karena berbagai persiapan telah dilakukan jauh hari, termasuk biaya transportasi dan konsumsi.
“Banyak yang kecewa, karena pembatalannya mendadak. Peserta sudah sewa elf, catering, dan perlengkapan lain,” ujar seorang pendamping tari dari salah satu sanggar seni di Bojonegoro, yang enggan disebutkan namanya.
Ia juga menambahkan bahwa jumlah peserta yang terdampak cukup besar, dan belum ada kejelasan mengenai penggantian kerugian dari pihak panitia.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bojonegoro, Welly Fitrama, menegaskan bahwa tidak ada pembatalan, melainkan pergeseran jadwal penampilan ke peringatan Hari Jadi Bojonegoro.
“Secara teknis kami sudah sampaikan ke teman-teman, ini hanya pergeseran waktu, bukan pembatalan,” jelas Welly.
Menurutnya, keputusan ini diambil karena momen HJB dinilai lebih strategis untuk menampilkan Tari Api Kayangan secara lebih masif dan berkesan.
“Momentum di bulan Oktober lebih besar. Kami ingin pertunjukan ini benar-benar membumi dan menjadi perhatian luas saat HJB nanti,” pungkas Welly Fitrama, yang juga mantan Kepala Dinas Perinaker tersebut.
Editor : Arika Hutama
Artikel Terkait