Kelangkaan Solar di Bojonegoro, Ini Penjelasan Pemkab dan Pertamina Patra Niaga

Arik T.P
Antrian pengisi bahan bakar solar di SPBU Jetak Bojonegoro. Foto: iNews Bjn

BOJONEGORO, iNewsBojonegoro.id - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mengambil langkah cepat menyikapi antrean panjang Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Pemkab berkoordinasi dengan SPBU dan PT Pertamina Patra Niaga untuk memastikan pasokan BBM sesuai kebutuhan masyarakat dan pelaku usaha.

Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (Disdagkop UM) Bojonegoro, Retno Wulandari, mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi intensif dengan pengelola SPBU untuk menjaga kelancaran distribusi solar.

“Selama ini SPBU memperoleh kuota pengiriman yang telah ditetapkan Pertamina. Sebelumnya, permintaan tambahan kuota masih bisa dipenuhi karena stok nasional mencukupi,” jelas Retno, Jumat (7/11/2025).

Namun, sejak 21 Oktober 2025, mekanisme pengiriman BBM berubah. Pengiriman kini hanya dilakukan sesuai kuota plotting dari Pertamina tanpa bisa dilakukan penambahan kuota seperti sebelumnya.

Selain itu, stok Pertamina Dex di Terminal BBM Tuban dilaporkan kosong, sehingga memengaruhi pasokan ke SPBU di wilayah Bojonegoro.

Pemkab Bojonegoro juga telah berkoordinasi dengan PT Patra Niaga selaku badan usaha penyalur BBM Pertamina untuk mencari solusi terbaik atas kondisi ini,” tambah Retno.

Pemerintah daerah memastikan akan terus memantau perkembangan situasi agar distribusi BBM, khususnya solar, tetap lancar dan kebutuhan masyarakat terpenuhi.

Pertamina Pastikan Penyaluran Sesuai Kuota

Sementara itu, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi, menegaskan bahwa penyaluran BBM subsidi di wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara berjalan sesuai kuota yang ditetapkan pemerintah.

“Sebagai bagian dari penugasan pemerintah, kami berkomitmen memastikan kebutuhan energi masyarakat terpenuhi melalui penyediaan BBM subsidi sesuai kuota dan titik layanan jual yang telah ditetapkan BPH Migas,” ujar Ahad.

Menanggapi informasi yang beredar sejak 30 Oktober 2025 mengenai kelangkaan solar di Tuban dan Bojonegoro, Ahad menyebut bahwa stok di SPBU sebenarnya tersedia. Jika ada SPBU kosong, kondisinya hanya karena sedang dalam proses pengiriman.

“Stok Biosolar kami pantau secara digital. Pengiriman dilakukan menyesuaikan kuota yang telah ditetapkan pemerintah,” jelasnya.

Menurut data Pertamina, hingga triwulan ketiga 2025, penyaluran Biosolar di Bojonegoro mencapai 46 ribu kiloliter (79 persen) dari kuota tahunan, sedangkan di Tuban mencapai 72 ribu kiloliter (74 persen).

Pada 30 Oktober 2025, Pertamina menyalurkan tambahan 160 kiloliter ke Bojonegoro dan 232 kiloliter ke Tuban. Penyaluran diprioritaskan bagi kendaraan dan dibatasi untuk konsumen non-kendaraan guna mencegah praktik pengepulan.

“Dengan suplai tambahan dan pengawasan ketat, kami optimistis distribusi segera kembali normal,” tutup Ahad.

Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat menghubungi Pertamina Call Center 135.

Editor : Arika Hutama

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network