Ketika insiden nahas tersebut terjadi, Rina Wulandari sedang berada di atas sepeda motor usai menjemput anaknya pulang dari sekolah. Ia pun harus dilarikan ke rumah sakit setelah mendapatkan dua tembakan di tubuhnya.
Hal yang tak disangka terjadi adalah dua orang yang menembakkan peluru di tubuh Rina Wulandari diduga kuat merupakan orang suruhan dari Kopda Muslimin.
Indikasi ini diperkuat dengan adanya bukti bahwa Kopda Muslimin telah menyerahkan imbalan berupa uang tunai sebesar Rp120 juta kepada dua orang yang menjadi eksekutor percobaan pembunuhan sang istri.
Parahnya, uang tersebut merupakan uang mertuanya yang ia minta sebagai biaya pengobatan Rina Wulandari di rumah sakit. Kopda Muslimin juga mengambil sebagian dari uang pemberian mertuanya tersebut senilai Rp90 juta untuk dijadikan bekal melarikan diri.
Dari penyelidikan juga ditemukan indikasi bahwa Kopda Muslimin telah empat kali melakukan percobaan pembunuhan terhadap sang istri. Ia pernah membubuhkan racun ke dalam minuman sang istri hingga menggunakan jasa santet untuk menghabisi nyawa Rina Wulandari.
Semua hal keji yang dilakukan Kopda Muslimin tersebut diduga kuat karena ia telah memiliki hubungan asmara dengan wanita lain. Ia bahkan sempat menemui sang kekasih saat istrinya tengah dirawat di rumah sakit karena luka tembak.
Kepada sang kekasih, Kopda Muslimin sempat menceritakan penembakan yang ia lakukan terhadap istrinya. Ia meminta kekasihnya untuk hidup bersamanya di Wonosobo setelah kejadian tersebut.
Alih-alih menuruti permintaan Kopda Muslimin, sang kekasih justru menolak. Penolakan ini membuat Kopda Muslimin begitu geram dan meninggalkannya di Wonosobo.
Ayah tiga orang anak yang menjadi buronan ini langsung menuju ke rumah orangtuanya di Kendal, Jawa Tengah. Di sana, Kopda Muslimin sempat meminta maaf kepada orangtuanya sebelum akhirnya mengakhiri hidupnya.
Editor : Prayudianto