"Untuk bisa terus memastikan bahwa upaya konservasi dapat terus kita lakukan, upaya meningkatkan ekonomi juga kita bisa lakukan secara beriringan," ujar Sandiaga.
Seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo di Labuan Bajo beberapa waktu lalu, bahwa kedua upaya tersebut dijalankan secara beriringan. Bagaimana kita mampu memastikan upaya-upaya konservasi melindungi Komodo. Sekaligus juga memastikan sisi ekonomi dari kesejahteraan masyarakat berkaitan dengan minat wisatawan untuk berkunjung ke Labuan Bajo yang kita harapkan akan menggeliatkan roda perekonomian dan menambah penghasilan masyarakat.
"Untuk masyarakat yang ingin melihat Komodo disediakan kawasan Pulau Rinca yang tidak ada kenaikan harga sama sekali. Para wisatawan berkunjung di kawasan Pulau Rinca yang sudah selesai ditata. Yang kedua, ada kawasan-kawasan lain yang sudah dipersiapkan pemerintah sebagai alternatif opsi selama berlibur di Labuan Bajo dan ini sudah kita rampungkan dan destinasi seperti Goa Batu Cermin, Waterfront, dan lain sebagainya juga bisa dikunjungi," kata Sandiaga.
Taman Nasional Komodo. Foto : Dok Kemenparekraf.
Dalam kesempatan itu Menparekraf Sandiaga juga menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia memberikan perhatian yang besar terhadap pengendalian wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) juga ancaman cacar monyet.
"Kita meyakini bahwa dengan keputusan tegas kita saat menangani PMK ini sangat diapresiasi. Dan Menteri Pertanian, Menteri Kesehatan, sudah mengeluarkan statement bahwa kita sudah bisa mengendalikan wabah PMK ini," kata Sandiaga.
"Berkaitan dengan tadi wabah monkey pox itu, kita harus sampaikan kepada dunia luar bahwa Indonesia sangat serius menangani ancaman-ancaman wabah dan varian-varian baru dari penyakit COVID-19 maupun penyakit lainnya. Sehingga tidak usah khawatir untuk berkunjung ke Indonesia, semuanya terkendali dan dalam keadaan aman dan nyaman buat para wisatawan," ujar Sandiaga.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut seluruh pejabat Eselon I dan II di lingkungan Kemenparekraf/Baparekraf baik secara luring maupun daring.
Editor : Prayudianto