Jelang Hari Kemerdekaan, Bendera One Piece Jadi Buruan Warga Bojonegoro

Kemunculan bendera One Piece terjadi tak lama setelah Presiden Prabowo mengimbau masyarakat untuk mengibarkan bendera merah putih sepanjang bulan Agustus. Namun, di tengah imbauan tersebut, sebagian warga justru mengekspresikan keresahan sosial mereka dengan mengibarkan bendera bajak laut ikonik dari serial anime Jepang.
Di media sosial, fenomena ini ditanggapi sebagai bentuk ekspresi kritik sosial terhadap kondisi bangsa.
"Jika lebih banyak bendera bajak laut berkibar, itu bukan karena kami tak mencintai Indonesia — tapi karena kami terlalu mencintainya, hingga tak sanggup melihat prinsip-prinsipmu dikubur oleh penerus yang tak sejalan," tulis akun @MurtadhaOne1, mengutip pernyataan sopir truk yang ikut mengibarkan bendera tersebut.
Bendera Jolly Roger versi One Piece, yang menampilkan gambar tengkorak bersilang bertopi jerami, disebut warganet sebagai "bendera rakyat kecil". Simbol tersebut dianggap mewakili perlawanan terhadap ketimpangan hukum, keadilan sosial, dan dominasi kekuasaan.
Bendera itu kini tidak hanya dikibarkan di rumah atau pemukiman, tapi juga terlihat berkibar di kendaraan-kendaraan pribadi, termasuk truk para pekerja dan sopir jalanan. Beberapa di antaranya dikibarkan berdampingan atau di bawah bendera merah putih.
"One Piece! Inilah bendera rakyat miskin," tulis akun @SrikandiMusl***.
"Kibarkan bendera One Piece sebagai bentuk simbol perlawanan," tambah akun @_pasman***.
Menanggapi fenomena ini, Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menyatakan bahwa pihaknya sudah mendapat laporan dari lembaga intelijen terkait gerakan ini.
“Ya kita juga mendeteksi dan juga dapat masukan juga dari lembaga-lembaga pengamanan dan intelijen, memang ada upaya-upaya yang namanya untuk memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa,” ujar Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (31/7).
Ia menilai bahwa gerakan pengibaran bendera One Piece ini berlangsung secara sistematis. Meski demikian, Dasco tidak merinci siapa aktor di balik gerakan tersebut.
“Banyak juga ternyata yang tidak inginkan bangsa Indonesia maju. Tetapi terhadap yang tidak suka, mari kita bersatu, kita lawan,” tegasnya.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh simbol-simbol yang dapat menimbulkan perpecahan di tengah momen peringatan hari kemerdekaan.
Editor : Arika Hutama