Teguh mengatakan, para peternak di desanya saat ini sedang resah. Sebab, sapi perah dan sapi penggemukan menjadi sumber penghasilan warga setempat.
Sementara itu, salah seorang peternak Sujito mengatakan, sapi penggemukan dan sapi perah menjadi sumber penghasilan utama warga desanya. Karenanya, ekonomi warga pun tersendat sejak munculnya PMK.
"Selain banyak sapi mati, kami juga harus merawat sapi sakit dan tidak ada penghasilan," katanya.
Sementara itu berdasarkan data Dinas Pertanian, Kabupaten Ponorogo, jumlah sapi mati akibat PMK terjadi penambahan, dari sehari sebelumnya 473 ekor, menjadi 490 ekor. Sementara sapi yang terpapar menjadi 4.900 ekor dari sebelumnya sebanyak 4.716 ekor.
Dari jumlah tersebut, sebagian besar sapi yang sakit belum tertangani. Selain karena tidak tersedia obat, jumkah tenaga dokter hewan juga terbatas.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait