Diberitakan sebelumnya, ambrolnya bangunan penahan tebing menurut warga sudah berlangsung sejak akhir bulan Desember 2024 kemarin. Kondisi tersebut diduga akibat naik turunnya tinggi muka air Bengawan Solo.
"Sudah sekitar dua bulan lalu mas tanggul ini ambles, dan sebagian sawah warga juga ikut," kata Nur Ani, salah satu warga Lebaksari, Sabtu (8/2/25).
Hal senada juga disampaikan oleh Farid warga Desa Tanggungan. Bahkan menurutnya, amblesnya tembok penahan tebing di desanya ini kondisinya lebih parah jika dibandingkan dengan kondisi di Desa Lebaksari.
"Mulai ambles sepanjang 200 meter di Desa Tanggungan, sedangkan di Desa Lebaksari sepanjang 70 meter," bebernya.
Tampak di lokasi, amblesnya tebing sungai di dua desa ini berakibat pada tiang yang ditanamkan ke dalam tanah sebagai penopang beban bangunan mengalami patah. Selain itu terdapat juga tiang yang terangkat. Hal ini membuat tebing menjadi ambruk.
Data di laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Pemkab Bojonegoro, proyek pembangunan pelindung tebing sungai di Desa Lebaksari dan Desa Tanggungan ini memiliki panjang 980 meter.
Biaya pembangunan dipatok dengan pagu sebesar Rp40 miliar, dari APBD Bojonegoro tahun 2024. Lelangnya dimenangkan oleh PT Indopenta Bumi Permai, beralamat di Surabaya Kota dengan nilai harga perkiraan sendiri (HPS) sebesar Rp39,6 miliar.
Editor : Arika Hutama
Artikel Terkait