JAKARTA, iNewsBojonegoro.id – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menjadi sorotan publik seiring dengan meningkatnya kritik terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kini ditangani lembaga tersebut. Sorotan tidak hanya tertuju pada maraknya kasus keracunan dalam pelaksanaan program, tetapi juga pada latar belakang pendidikan Dadan yang dinilai bukan berasal dari disiplin ilmu gizi.
Dadan Hindayana dilantik sebagai Kepala BGN oleh Presiden Joko Widodo pada 19 Agustus 2024. Setelah Presiden Prabowo Subianto menjabat sebagai Presiden ke-8 RI, lembaga ini ditugaskan untuk menjalankan program andalan pemerintah: Makan Bergizi Gratis.
Dadan lahir di Garut, Jawa Barat, pada 10 Juli 1967. Ia merupakan lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1990, dari Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, dan dinobatkan sebagai lulusan terbaik.
Melanjutkan pendidikannya ke luar negeri, Dadan meraih gelar S2 di Universitas Rheinischen Friedrich Wilhelms Bonn, Jerman (1995–1997). Ia kemudian menyelesaikan program doktoral bidang Entomologi Terapan di Universitas Gottfried Wilhelm Leibniz Hannover, Jerman, pada 1997–2000.
Meski bukan berlatar belakang ilmu gizi, Dadan dikenal sebagai akademisi dan birokrat berpengalaman. Ia telah mengabdi sebagai dosen di Departemen Proteksi Tanaman IPB sejak 1992 dan menduduki sejumlah posisi strategis, seperti Direktur Pengembangan Institusi dan Usaha IPB, Ketua STPK Banau Halmahera Barat, serta konsultan lintas kementerian.
Nama Dadan sempat viral pada awal 2025 setelah mengusulkan serangga seperti belalang dan ulat sagu sebagai sumber protein alternatif dalam program MBG. Usulan ini menuai pro dan kontra, meski kemudian Dadan menegaskan bahwa itu hanya contoh untuk mengadaptasi menu berdasarkan sumber daya lokal di masing-masing daerah.
Editor : Dedi Mahdi
Artikel Terkait