BOJONEGORO, iNewsBojonegoro.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro terus memperkuat upaya mitigasi bencana melalui pemetaan kawasan rawan bencana di seluruh wilayah kabupaten.
Langkah ini menjadi strategi penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan memudahkan pemerintah dalam mengantisipasi serta menangani berbagai potensi bencana alam.
Sekretaris BPBD Bojonegoro, Ginuk Karniati, menjelaskan bahwa pemetaan tersebut menjadi dasar utama dalam menentukan prioritas penanganan di lapangan serta memperkuat peran aktif masyarakat dalam menghadapi bencana.
“Upaya mitigasi terus dilakukan melalui edukasi kebencanaan dan optimalisasi sistem peringatan dini. Kami bekerja sama dengan perangkat desa, TNI-Polri, serta relawan agar masyarakat siap menghadapi potensi bencana di lingkungannya masing-masing,” ujar Ginuk.
Beberapa jenis bencana yang kerap terjadi antara lain banjir genangan, banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo, kekeringan, tanah longsor, angin kencang, serta kebakaran lahan dan hutan.
Wilayah di sepanjang Sungai Bengawan Solo, seperti Kecamatan Trucuk, Kapas, dan Baureno, termasuk kawasan dengan risiko tinggi banjir tahunan.
Sementara itu, wilayah selatan seperti Temayang, Gondang, dan Sekar berpotensi mengalami tanah longsor dan banjir bandang karena kondisi geografisnya yang berbukit.
Adapun kawasan barat Bojonegoro seperti Tambakrejo dan Ngasem rentan terhadap angin kencang dan kekeringan saat musim kemarau.
Sebagai tindak lanjut, BPBD mendorong peningkatan partisipasi publik dalam pelaporan kejadian bencana, baik melalui kanal daring seperti media sosial maupun secara langsung di lapangan.
Selain itu, pelatihan tanggap darurat terus digencarkan melalui program Desa Tanggap Bencana (Destana), agar risiko bencana dapat ditekan seminimal mungkin dan keselamatan warga semakin terjamin.
Editor : Dedi Mahdi
Artikel Terkait
