get app
inews
Aa Text
Read Next : Didominasi Migas, Realisasi DBH di Bojonegoro Capai Rp2,9 Triliun!

Dari MOL hingga Pestisida Nabati, Inovasi Petani Bojonegoro Tingkatkan Hasil Panen

Senin, 22 Desember 2025 | 07:33 WIB
header img
Ilustrasi petani sedang bercocok tanam di sawah. Foto: Istimewa

KAPAS, iNewsBojonegoro.id - Di tengah tantangan perubahan iklim dan naiknya biaya produksi pertanian, langkah inovatif yang dilakukan Kanjani, seorang petani asal Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, layak mendapat apresiasi. Kanjani membuktikan bahwa pertanian modern tidak hanya berfokus pada hasil panen, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan dan pemanfaatan teknologi digital.

Melalui penerapan teknologi pertanian ramah lingkungan, Kanjani berhasil meningkatkan produktivitas panen sekaligus menekan biaya produksi secara signifikan. Inovasi tersebut tidak hanya berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani, tetapi juga berkontribusi terhadap penguatan ketahanan pangan lokal.

Tak berhenti pada praktik di lahan, Kanjani juga aktif mengedukasi masyarakat luas, khususnya generasi muda, melalui berbagai platform digital. Ia mendorong perubahan pola pikir bahwa sektor pertanian dapat dikelola secara modern, efisien, dan berkelanjutan.

Kanjani menjelaskan, terdapat dua konsep utama yang menjadi kunci inovasi pertaniannya, yakni pemanfaatan Mikroorganisme Lokal (MOL) dan Pestisida Nabati (Pesnab). MOL merupakan pupuk cair organik yang dibuat dari bahan-bahan lokal seperti nasi basi, limbah buah, hingga rebung bambu.

“Biaya produksinya sangat murah, dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia impor, serta mampu menyuburkan tanah secara alami,” ujar Kanjani, dikutip Bojonegoro.iNews.id dari kanal resmi Pemkab Bojonegoro.


Kanjani, petani asal Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, Bojonegoro, saat terima penghargaan dari Pemkab. Foto: Pemkab

Konsep kedua adalah Pesnab, yakni pengendali hama berbahan dasar ekstrak tumbuhan seperti daun mimba, bawang putih, dan tembakau. Menurutnya, penggunaan Pesnab lebih ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu kimia berbahaya pada hasil panen dan tetap aman bagi ekosistem.

Lebih lanjut, Kanjani menekankan bahwa keberhasilan petani dalam menghadapi tantangan saat ini sangat bergantung pada kemampuan menekan biaya produksi tanpa mengorbankan kualitas hasil panen.

“Dengan memanfaatkan MOL dan Pesnab, kami mampu memangkas pengeluaran pupuk hingga 50 persen. Dampaknya, keuntungan meningkat dan kualitas produk, terutama beras organik, jauh lebih unggul di pasaran,” jelasnya.

Kanjani pun mengajak masyarakat dan para pemangku kepentingan untuk mendukung gerakan pertanian ramah lingkungan serta mulai memilih produk pangan lokal yang bebas bahan kimia. Menurutnya, dukungan tersebut menjadi kunci keberlanjutan pertanian sekaligus upaya menjaga kesehatan lingkungan dan konsumen.

Editor : Arika Hutama

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut