“Saat itu kemasan jamu hanya plastik biasa, dan keuntungan yang saya dapatkan Rp 100 ribu perhari. Namun dengan berjalannya waktu, mulai banyak peminat dan dikenal banyak orang, akhirnya permintaan berdatangan kemudian saya mengganti kemasan jamu dengan botol yang beli di surabaya, lebih modern dan higienis," ungkapnya.
Untuk memproduksi jamu, anis dibantu tiga karyawannya dan mampu memproduksi kurang lebih dua ratus botol kemasan dalam sekali produksi. Jamu tersebut dapat bertahan hingga empat hari bahkan jika disimpan di suhu kurang dari empat derajat celcius dapat bertahan selama satu bulan.
“Alhamdulillah, saat ini pemasaran jamu Pacul Permai dapat dijumpai di KDS, Bravo, laskar buah mulai dari daerah Babat-Bojonegoro dan Cepu, sebelum pandemi, omzet yang diperoleh dalam sebulan mencapai Rp 15 juta hingga Rp 30 juta, saya berharap pandemi ini segera berakhir dan perekonomian UMKM mulai bangkit kembali,” tutupnya
Editor : Prayudianto