Inflasi tinggi ini mendorong negara-negara maju secara agresif menaikkan suku bunganya. Hal ini kemudian menimbulkan pengetatan moneter dan gejolak pasar keuangan.
"Ini contohnya Amerika Serikat menaikkan suku bunga dan kenaikan likuiditas, menyebabkan penguatan dari dolar yang luar biasa. Ini menimbulkan dampak yang harus dilihat karena tekanannya sangat besar," tuturnya.
International Monetary Fund (IMF) sendiri sudah mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia di 2023 yang dinilai gelap.
"IMF menyampaikan bahwa terkait ekonomi 2023 'it's gonna be dark'. Kalau saya mengatakan begitu, saya malah dianggap menakut-nakuti, tapi sebetulnya nggak, hanya ingin menyampaikan bahwa risiko itu sangat ada dan oleh karena itu kita harus waspada. Proyeksi dari pertumbuhan ekonomi tahun ini dan tahun depan diperkirakan akan lebih lemah, bahkan kemungkinan terjadi resesi," ucapnya.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait