KEDUNGADEM, iNewsBojonegoro.id - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bojonegoro, Ninik Susmiati, memastikan kondisi seluruh siswa yang sebelumnya sempat dilarikan ke Puskesmas Kedungadem akibat dugaan keracunan makanan Menu Bergizi Gratis (MBG) telah berangsur membaik dan sudah dipulangkan ke rumah masing-masing.
“Semua siswa yang dirawat di puskesmas saat ini sudah pulang. Kondisinya membaik,” ujar Ninik, Jumat (3/10/2025).
Dari data yang dihimpun Dinkes, siswa SMAN 1 Kedungadem tercatat sebagai kelompok terdampak paling banyak. Sebanyak 22 siswa dirawat di puskesmas, 50 lainnya ditangani di Unit Kesehatan Sekolah (UKS), dan 61 siswa tidak masuk sekolah karena mengeluh sakit.
Sementara itu, di SDN Tumbrasanom dilaporkan ada empat siswa yang mengeluhkan sakit perut dan pusing. Sedangkan di MTs Plus Nabawi, enam siswa mengalami gejala serupa, terdiri dari dua siswa yang dirawat di puskesmas, tiga di UKS, dan satu siswa sudah kembali mengikuti kegiatan belajar seperti biasa.
Meski kondisi siswa sudah membaik, Dinkes belum dapat memastikan penyebab pasti dari kejadian tersebut. Ninik menyebut, sumber masalah bisa berasal dari banyak faktor, termasuk makanan, air, alat makan, hingga lingkungan di sekolah maupun dapur penyedia makanan, yakni Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Kasus seperti ini tentu banyak kemungkinan penyebabnya. Karena itu, semua sampel makanan, peralatan makan, dan air sudah kami bawa untuk diperiksa di Labkesda Dinkes Bojonegoro,” jelasnya.
Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, turut turun langsung ke lapangan usai menerima instruksi dari Bupati Setyo Wahono. Ia meninjau langsung SMAN 1 Kedungadem serta fasilitas kesehatan yang menangani siswa.
“Hari ini di SMAN 1 Kedungadem, 40 anak diperiksa di UKS, 22 anak di puskesmas, dan 61 anak tidak masuk sekolah. Memang diduga ini kasus keracunan dari MBG,” ungkap Nurul.
Ia juga mengungkap bahwa sekolah tersebut menerima jatah MBG selama tiga hari berturut-turut. Keluhan kesehatan mulai muncul sejak sore hari dan berlanjut hingga malam. Beberapa siswa yang mengalami gejala ringan tetap masuk sekolah, namun diarahkan untuk segera mendapat pemeriksaan medis.
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro kini tengah mengevaluasi total sistem distribusi dan pengawasan program MBG. Nurul menegaskan, jika terbukti terdapat potensi bahaya kesehatan dari proses penyediaan makanan, maka pihak terkait akan mengambil tindakan tegas.
“Rekomendasinya, lebih baik SPPG ditutup jika ada potensi masalah kesehatan,” tegasnya.
Editor : Dedi Mahdi
Artikel Terkait
