Telur dari Desa Kaliombo: Cerita Kemandirian Ekonomi dan Gizi yang Tumbuh Bersama

Dedi Mahdi A.
Kepala Desa Kaliombo, Rohmad Edi Suyanto, saat mengambil telur di kandang. Foto : Dedi / iNews Bojonegoro

BOJONEGORO, iNewsBojonegoro.id ' Suara kokok ayam berpadu dengan derap langkah para pekerja di kandang ayam milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kaliombo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro. 

Siang itu, saat kami ke lokasi pada senin (27/10), aroma pakan dan tumpukan telur segar menjadi pertanda aktivitas ekonomi desa yang tengah bergeliat.

Di balik kesederhanaannya, usaha budidaya ayam petelur ini telah menjadi denyut baru bagi ekonomi warga setempat. Tak hanya menggerakkan perekonomian, program ini juga memberi dampak besar pada ketahanan pangan dan pemenuhan nutrisi masyarakat desa.

Kepala Desa Kaliombo, Rohmad Edi Suyanto saat ditemui di kandang ayam menuturkan, usaha yang dirintis sejak tahun 2021 ini tumbuh pesat berkat dukungan dari PT Pertamina EP Cepu (PEPC) — operator Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB), melalui Program Pelibatan dan Pengembangan Masyarakat (PPM).

“Dulu awalnya dapat bantuan 1.000 ekor ayam, alhamdulillah sekarang sudah berkembang jadi 3.500 ekor,” ujarnya sambil tersenyum bangga. 

Menurut Rohmad, dampak usaha ini begitu terasa. Tak hanya membuka lapangan kerja bagi lebih dari sepuluh warga, tetapi juga mendorong geliat ekonomi mikro di tingkat desa. 

“Banyak toko kelontong yang ambil telur di sini, harganya lebih murah dan kualitasnya bagus,” jelasnya.

Kepala BUMDes Kaliombo, Lilik Sugiarto, menambahkan bahwa produksi telur kini mencapai sekitar 150 kilogram per hari atau setara tiga juta rupiah omzet harian. Telur-telur segar tersebut dipasarkan langsung ke toko-toko kelontong dan pedagang di sekitar Bojonegoro.

“Dari seribu ekor ayam, kami bisa hasilkan sekitar 50 kilogram telur per hari. Sekarang dengan ribuan ekor, hasilnya jauh lebih besar,” ujarnya. 

Selain menjadi sumber pendapatan masyarakat, usaha ini juga berkontribusi pada peningkatan Pendapatan Asli Desa (PAD) Kaliombo.

Namun, lebih dari sekadar angka ekonomi, program ini juga menjadi simbol kemandirian dan keberlanjutan desa. Dukungan PEPC Zona 12 bukan hanya berupa modal usaha, melainkan juga pendampingan dan pelatihan agar masyarakat mampu mengelola bisnis peternakan secara profesional.

“Ini bukan sekadar bantuan, tetapi investasi sosial,” tegas Rahmat Drajat, Manager Communication, Relations & CID PEPC Regional Indonesia Timur.

“Melalui budidaya ayam petelur, kami ingin masyarakat punya keterampilan kewirausahaan dan sumber pendapatan berkelanjutan. Program ini juga memperkuat peran BUMDes sebagai tulang punggung ekonomi desa," tambahnya.

Selain manfaat ekonomi, lanjut Rahmat, keberadaan peternakan ayam petelur juga berperan penting dalam pemenuhan gizi masyarakat, terutama anak-anak dan ibu hamil. 

Ketersediaan telur segar dengan harga terjangkau menjadikan kebutuhan protein hewani lebih mudah diakses tanpa bergantung pasokan dari luar daerah.

“Dengan semangat kolaborasi dan tata kelola yang baik, program ini diharapkan bisa jadi model bagi desa lain. Kami ingin menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat dan keberlanjutan bisa berjalan beriringan,” pungkasnya.

Program ini sejalan dengan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) serta mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam bidang pengentasan kemiskinan, peningkatan ekonomi lokal, dan ketahanan pangan.

Kini, setiap butir telur dari Desa Kaliombo bukan hanya sumber gizi, tapi juga simbol kemandirian. Sebuah bukti bahwa ketika desa, masyarakat, dan korporasi berjalan bersama, kesejahteraan bukan sekadar cita-cita, melainkan kenyataan yang bisa ditetaskan setiap pagi.

Editor : Arika Hutama

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network