BOJONEGORO, iNewsBojonegoro.id - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menyerahkan Penghargaan Lingkungan Hidup Tahun 2025 kepada sekolah dan desa berprestasi dalam perlindungan serta pengelolaan lingkungan hidup. Kegiatan ini digelar di Pendopo Malowopati Pemkab Bojonegoro, Selasa (16/12/2025).
Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi sekaligus upaya mendorong peningkatan kesadaran dan kepedulian lingkungan, penguatan praktik pengelolaan berkelanjutan, serta perluasan partisipasi masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim dan bencana hidrometeorologi.
Selain itu, ajang ini juga menjadi ruang penguatan jejaring kolaborasi antara pemerintah daerah, desa, sekolah, organisasi perangkat daerah (OPD), NGO, dan masyarakat.
Sepanjang tahun 2025, Kabupaten Bojonegoro mencatat berbagai capaian di bidang lingkungan hidup, mulai dari tingkat nasional, provinsi, hingga kabupaten.
Penghargaan tersebut meliputi Sekolah Adiwiyata Mandiri, Sekolah Adiwiyata Nasional, Sekolah Adiwiyata Provinsi, Program Kampung Iklim (ProKlim) kategori Madya, Desa Berseri tingkat Provinsi Jawa Timur, serta Sekolah Adiwiyata Kabupaten dengan total 78 sekolah penerima.
Secara kumulatif hingga 2025, terdapat 292 Sekolah Adiwiyata eksisting di Bojonegoro, terdiri atas 236 Sekolah Adiwiyata Kabupaten, 22 Sekolah Adiwiyata Provinsi, 25 Sekolah Adiwiyata Nasional, dan 9 Sekolah Adiwiyata Mandiri. Selain itu, sebanyak 29 desa dan kelurahan telah memperoleh status Desa Berseri dan ProKlim.
Sebagai bentuk dukungan konkret, Pemkab Bojonegoro menyalurkan berbagai sarana dan prasarana lingkungan, antara lain tempat sampah terpilah, komposter, dan bibit tanaman. Khusus bagi desa berseri kategori mandiri dan madya, diberikan pula insentif berupa kendaraan roda tiga dari DLH Provinsi Jawa Timur.
Dalam sambutannya, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono menegaskan bahwa tantangan lingkungan hidup dan dampak perubahan iklim kian kompleks. Sepanjang 2025, Bojonegoro menghadapi peningkatan kejadian bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.
"Persoalan pengelolaan sampah sebagai isu strategis yang membutuhkan perubahan perilaku serta aksi nyata," terangnya, dalam keterangan tertulis yang diterima Bojonegoro.iNews.id, selasa (16/12).
Melalui Edaran Bupati tentang Pengelolaan Sampah, seluruh elemen masyarakat didorong berperan aktif, mulai dari pemilahan sampah di sumber, penguatan bank sampah, pengolahan sampah organik melalui komposting, hingga integrasi program lingkungan dalam APBDes dan kurikulum sekolah.
"Program “Satu Desa, Satu Bank Sampah” terus digalakkan sebagai bagian dari upaya mewujudkan ekonomi sirkular dan lingkungan berkelanjutan," tambahnya.
Bupati menegaskan, penghargaan Adiwiyata, Desa Berseri, dan ProKlim bukan sekadar simbol prestasi, melainkan amanah untuk terus mengembangkan praktik-praktik baik yang memberikan dampak nyata bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Setyo Wahono juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat, mulai dari kepala sekolah, guru, siswa, pemerintah desa, camat, OPD terkait, NGO, hingga masyarakat.
Sinergi dan kolaborasi lintas sektor ini diharapkan mampu memperkuat komitmen bersama dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup demi keberlanjutan Kabupaten Bojonegoro dan generasi mendatang.
Editor : Dedi Mahdi
Artikel Terkait
