“Politik pembangunan membutuhkan tahapan pelaksanaan, prioritas, pengelolaan sumber daya, dan perencanaan pembangunan nasional,” tuturnya.
Puan menilai, sasaran pembangunan seharusnya tidak hanya sekadar pembangunan fisik tetapi juga menjangkau pembangunan karakter bangsa. Menurutnya, politik pembangunan merupakan upaya melalui cara berpikir, cara kerja, dan cara hidup agar dapat mencapai kemajuan dan mewujudkan tujuan nasional.
Ditambahkannya, dalam mempercepat capaian kemajuan Indonesia, selain pemulihan sosial dan ekonomi nasional, pembangunan ke depan perlu diarahkan pada pembangunan kualitas dan karakter nasional manusia Indonesia. Kemudian, lanjut Puan, pada pembangunan kedaulatan pangan nasional, penguatan industri nasional, pemerataan pembangunan infrastruktur, serta reformasi birokrasi yang nyata.
“Masih terdapat berbagai kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam kita menyusun dan membangun negara Indonesia. Hal tersebut membutuhkan kerja bersama kita untuk terus menyempurnakannya. Ketidaksempurnaan dalam kita membangun negara, bukan menjadi alasan untuk memusuhi negara, mencaci maki negara,” katanya.
Puan lantas menyinggung pernyataan Sang Proklamator sekaligus Presiden pertama RI, Soekarno yang menyebut Kemerdekaan Nasional adalah Jembatan Emas. Jembatan Emas itu disebut jembatan menuju Indonesia adil makmur, dan sejahtera. “Bangsa dan negara kita, memiliki gagasan untuk merdeka, memiliki jiwa rakyat untuk bersatu, memiliki wilayah zamrud khatulistiwa yang kaya raya, memiliki kekayaan budaya bangsa,” ujarnya.
Selain Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin, Sidang Bersama DPR-DPD dan Sidang Tahunan MPR 2022 juga turut dihadiri sejumlah mantan presiden dan mantan wakil presiden. Kemudian hadir pula pimpinan lembaga negara, serta jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait